Selasa, 31 Agustus 2010

Cemilan dikala Senggang

Cemilan di Kala Senggang

Diantara kesekian rutinitas yang harus saya lakukan, beberapa kegiatan yang cukup mengasikkan bagi saya (sehingga saya menjadi lupa daratan) disamping tentu saja sebuah rutinitas yang kadangkala membuat saya ingin selingkuh dan berpaling.

Berbagai kegiatan yang memicu adrenalin, menantang, dan sesuatu yang baru merupakan hal favorit yang selalu saya harapkan hadir, hehehe (cukup aneh untuk banyak orang, khususnya bagi yang terbiasa tinggal di zona aman ataupun comfort zone).


Akan tetapi, jangan sesekali meminta saya untuk melakukan kegiatan arsip-mengarsip.Karena  hal itu hanya akan mengganggu kesehatan, baik kesehatan saya juga orang-orang yang memberikan amanah tersebut kepada saya.
Sekedar informasi bagi para pembaca, atasan saya sempat terkena darah tinggi karena sebuah arsip rahasia dan menyangkut jabatan beliau raib entah kemana (pada dsarnya beliau memang sudah hpertensi ups rahasia neh. Hilangnya arsip tersebut juga tidak ada hubungannya dengan saya, hahahaha)

Tapi jujur, ketika saya menerima berkas tugas mahsiswa sebagaimana gambar di atas. 
terbayang sudah beban yang harus saya tanggung - wong pas ditimbang aja beratnya +/- 15 Kg- beruntung bisa kebawa nyampe kosan.... kalo enggak mah sudah....... (ups..... nanti ketahuan yang bikin tugas, wkwkwkwk) 

Sambil, di liat2 sekilas (menyiapkan hati, pikiran dan jiwa untuk memulai memberikan angka buat tugas2 tersebut) eh ada yang menarik...



Menarik disini blom didasarkan pada aspek isi dan penulisan (kan kalo tahap awal cukup ta'aruf dulu, jadi ya belum menjejaki ke langkah selanjutnya ^_^). TAPI lebih didasarkan pada cover tugas yang bersangkutan yang begitu kental dengan nuansa Romadhon-nya.
Bagaimana tidak? wong gambarnya aja Onta..... dan padang pasir
tentu pikiran kita mengarak ke jazirah-nya para Kanjeng Nabi kan. ga mungkinlah kalo kita berfikir tu di Bali palagi Dufan.

Cukup kreatif dan mampu memanfaatkan suasana!
setelah itu saya juga berharap bakalan nemu beberapa tugas yang memiliki kreatifitas dalam penyajian. Minimal enak dipandanglah sebelum enak dibaca dan dipahami maksudnya.

Tapi hasilya?...... nihil alias Nol besar (0). tak ada tambahan satupun yang mampu menarik perhatian saya. Malahan yang ada adalah saya jadi teringat dengan tumpukan berkas cokelat lainnya yang masih belum dijamah sama sekali.

Jumlah Totalnya ada delapan amplop besar...... (kadang berharap itu isinya duit dan bisa digunakan buat jalan2 seantero tempat,,, seperti maldives, bali, haiti, dll, tapi sudahlah kembali kedunia nyata dan berhenti berandai-andai --- kata orang tua bisa kesambet nanti)


kembali ke masalah tanggungan tadi.    JADI
kalau ditotal semuanya akan berwujud seperti ini


WAAAAA>......... Ga kebayang nanti bakalan seperti apa???
mungkin purlu dicicil setiap habis berbuka, ba'da Tarawih, dan Pasca Sahur.......
sayapun berharap semoga saja kewajiban yang laen ga kalah ma berkas tersebut. (Amiiiinnnn)

tapi sebelum segala sesuatu itu dimulai.....
selesaikan dulu jemuran baju yang sudah numpuk 2 minggu
Semangat...




Kos "Rauman Singa"

Berharap semoga semua amanah dapat terselesaikan.....

Sabtu, 28 Agustus 2010

berburu keutamaan UKT di akhir Romadhon


Memasuki hari-hari terakhir romadhan tahun ini, banyak dari kita mulai disibukkan dengan berbagai hal.
Bagi sebagian besar orang, kur-kuran romadhon (kur-kuran= bilangan antara 20 s.d. 30) merupakan waktu yang cukup melelahkan. Sebab disatu sisi banyak orang mulai berlomba-lomba meningkatkan ibadah mereka, biasanya salah satu dari malam terakhir tersebut merupakan malam lailatul qodar- malam yang keutamaan dan kemuliannya lebih dari 1000 bulan- (HR Bukhari, VII/147, hadits no. 1880). Disisi lain hari-hari terakhir romadhan juga berarti saat dimana ibu2 sibuk menyiapkan lebaran untuk anak-anak dan keluarga, maka tak heran jika pasar ataupun mall cukup rame dan berjubel pada saat-saat ini. Selain itu, setiap akhir bulan suci ini terdapat sebuah hajatan besar yang hanya ada di Indonesia yakni prosesi tahunan  yang harus dijalani oleh sebagian mereka dan juga saya, mudik lebaran. kami-kami dalam prosesi ini selalu sibuk dengan bagaimana momen tersebut akan dilewati, apakah tiket yang diperlukan sudah di-tangan? sangu-nya sudah cukup, ataukah karena alasan keduanya dan keterbatasan waktu harus merelakan untuk tidak sowan ke orang tua dan sanak keluarga masing-masing.

Nah, khusus untuk warga kampus saya. prosesi akhir Romadhon tahun ini juga lebih wah dan penuh perjuangan, tidak hanya untuk lailatul qodar, mudik, dan laen sebagainya....
tetapi juga perjuangan akhir menuju gerbang Wisuda (baca UKT a.k.a Ujian Komprehensif Tertulis). Tahap ini mungkin dirasakan klise karena hanya mendasarkan pada satu ujian saja untuk menentukan kelulusan mahsiswanya. Namun saya yakin penetapan tahapan ini sebagai salah satu syarat kelulusan telah melalui fit and proper test dan bukan ujug-ujug datang dari langit.
Tahun ini sendiri, tahapan kegiatan tersebut memang cukup berbeda. Sebab kalau sebelumnya hanya mahasiswanya Pak Stice Skousen yang merasakan perjuangan tersebut. Maka sejak tahun ini seluruh warga Jurangmangu calon pegawai Gatot Subroto dan Lapangan Banteng dan sekitarnya tidak terkecuali wajib merasakannya. Hehehehe rame pokoknya.
Proses itupun saat ini, telah mencapai tahap akhir. Terbukti tadi sekretariat (kalau dikampus lain namanya rektorat) telah mengumumkan kelulusan tahap I untuk beberapa spesialisasi di kampus. Hasilnya..........
WOW rekor besar..... total sekitar 150-an anak yang dipastikan harus mengadu peruntungan mereka pada ujian tahap II. jumlah ini cukup mencengangkan bagi saya karena mencapai lebih dari 1/3 jumlah mahasiswa pada spes yang bersangkutan. sekedar mengingat sejarah kampus khususnya masalah per-UKT-an, persentase ketidak lulusan paling mentok hanya di kisaran 5%. Itupun terjadi pada tahun-tahun awal diselenggarakannya UKT.

Banyak mahasiswa yang terkejut, shock, dilanda ketakutan akut (baik dari yang tidak beruntung atau yang memulai peruntungannya minggu depan) disamping ucapan rasa syukur yang tidak berkesudahan bagi mereka-mereka yang berhasil melewatinya. Saya pribadi selain agak terkejut juga ikut tertarik untuk menanggapinya. Saya jadi mengingat-ingat kejadian beberapa hari ini. Beberapa waktu lalu ketika saya diundang untuk iftor jama'i oleh salah satu group mahasiswa, sempat terlontar dari mereka bahwa hajatan akhir masa kuliah tersebut hanya merupakan formalitas belaka.
Pendapat yang secara umum muncul saat itu secara umum adalah khawatir tetapi menggampangkan. Karena toh pada akhirnya mereka nanti akan lulus atau "diluluskan". Pandangan ini dipertegas ketika saya melihat status beberapa dari mereka di jejaring social, komen dan pendapat mereka semakin mengukuhkan pendapat tersebut. Bahkan beberapa dari mereka menyatakan, asal masih dalam distribusi normal pasti lulus, sehingga tak usahlah bersusah payah untuk belajar dan memahami materi yang nanti akan diujikan. Toh hanya O (nol) sks, itupun  hanya sekedar pelaksanaan anggaran belaka (menurut persepsi mereka).
Ketika mendengar perkataan dan pendapat mereka saya hanya bisa mengelus dada…terdapat sesuatu yang tidak benar ini. Paradigma mahasiswa terhadap sekretariat dan pola pendidikan kampus sudah tidak lagi bisa dikatakan sehat. Sebab dilihat dari banyak hal dan berbagai sudut pandang manapun, telah terjadi suatu pergeseran dan perubahan mendasar dalm berfikir.
Apa jadinya jika sebuah institusi pendidikan tidak lagi mampu mempertahankan kredibilitasnya di mata para mahasiswanya.
Yang bisa saya simpulkan untuk kejadia tersebut adalah, adanya “keberanian” sekre saat ini untuk mendobrak paradigm dan kebiasaan yang sudah berlangsung beberapa tahun. Bahwa kelulusan memang ditentukan oleh kualifikasi minimal yang diperlukan bukan paring-paring (belas kasihan/sedekah kepada fakir miskin).
It’s OK, bahwa peningkatan kualitas lulusan harus dilakukan walaupun itu berarti terdapat mahasiswa yang mengulang tahun depan. Terdengar SADIS dan KEJAM memang. Namun menilik kejadian selama beberapa tahun ini sepertinya apa yang baru saja terjadi saat ini memberikan pelajaran besar bagi kita semua. Yang lebih penting dalam hal ini adalah meluruskan kembali paradigm banyak pihak yang terlanjur melenceng.
Sebab kalau kita mau jujur, tanyakan kepada pihak-pihak yang harus mengadu ditahap II tersebut. Apakah usaha yang mereka upayakan sudah cukup maksimal??? Saya katakan maksimal disini adalah bahwa mereka telah menyerahkan segenap upaya untuk dapat lulus??? Atau hanya sekedar menginginkan belas kasih distribusi normal???
Justifikasi yang bisa dilakukan adalah pernyataan mereka yang tidak mau dibandingkan dengan kaum elite tiap spesialisasi yang berebut jabatan Mankeu ketika di Sentul nanti. Namun dari sudut pandang saya, itulah yang salah selama ini….. Karena dilihat dari inputnya, mereka sama-sama bersaing secara sehat tiga tahun lalu (saya rasa tidak ada mahasiswa yang masuk dengan jalur kotor, kalaupun ada silahkan mengaku. InsyaAlloh saya akan dengan suka rela membantu protes untuk memberikan perlakuan khusus kepada yang bersangkutan) jadi yang beda adalah Usaha masing-masing mahasiswa untuk mau dan mampu menyerap apa yang disampaikan (ingat pepatah, sekeras-keras air toh akan terkikis oleh batu).
Jika mereka kaum elite mau dan harus bersusah payah dengan begadang ria! Apakah pantas mereka yang tidak lulus hanya berusaha dengan sekedarnya, disambi dengan ngopi di warung mamat??? Tentunya kalau kita berfikir logis dan sedikit mengesampingkan ego dan kekecewaan, saya yakin jawaban kita akan sama. jadi berhentilah menyalahkan sekre... dan orang lain.
Terakhir mengingat kata-kata bijak orang barat sana “No Pain No Gain”. Jadi berhentilah mengharap paring-paring…… toh kalian sudah tingkat III.

Minggu, 22 Agustus 2010

Catatan akuntansi STAN 2007-2010 (bagian I)

Dosen atau anak se-angkatan yang kesasar???  

Rasanya baru kemaren saya bertemu dengan wajah-wajah itu, wajah mereka yang menambatkan asa, cita, dan berbagai harapan di kampus ini. Mereka yang datang dari seantero negeri dengan beragam latar belakang, budaya, dan juga pengorbanan yang saya tau tidak kecil.

Pertemuan dengan mereka merupakan awal dari banyak hal tidak terduga yang saya alami selama 3 tahun ini. Pertemuan yang berasal dari penugasan RESMI lembaga kepada saya, setelah sebelumnya secara resmi alias tidak resmi saya harus mondar mandir gedung C, D, E, L, dan juga F.
saya katakan resmi, sebab setelah menamatkan tugas negara (cie... tugas negara) di gd. F tahun 2008 nama saya mulai masuk dalam kawasan elite yang selama ini belum pernah saya jamah.

Sebenarnya penugasan ini bukan merupakan hal baru bagi saya, sebab sejak tahun 2005 (akhir perkuliahan tingkat 3 dulu ) hingga awal 2008,secara TIDAK RESMI tadi saya diminta oleh para sumber ilmu saya untuk berbagi cerita tentang Stice skusen, paket UU keuangan negara, robert gunadi dan Freeman; Standar akuntansi pemerintahan, Fees Warren, F. Beams ataupun tentang buku ungu yang saya lupa siapa pengarangnya (cost-red). 
Permintaan ini alhamdulillah tidak pernah saya tolak dan saya laksanakan dengan baik.

Cukup aneh memang, bahwa saya memiliki dua status yang berbeda di kampus ini dalam waktu yang sama!
perbedaan status itu menganut asas LOCUS. Gedung F adalah tempat dimana saya harus duduk manis menimba ilmu; mengcompile tugas2, ataupun bertukar pantun dengan teman2. TETAPI status ini akan berubah 180' apabila saya memasuki gedung C, D, E, atapun L. Saya memiliki kuasa penuh atas kelas yang saya masuki. wkwkwkwkw (tertawa jahat)
saya masih sering tertawa simpul apabila mengenang masa-masa itu, dimana saya harus berlari-lari antar gedung hanya untuk beralih status. capek memang, tapi saya suka. dan itulah saya! menikmati banyak hal yang mungkin aneh, membosankan, dan tidak lazim bagi banyak orang.

ups, kok jadi bercerita hal-hal tersebut.(curcol jadinya)
menyalahi tema dan judul jadinya! hahahaha

balik lagi. ke masalah akuntansi 2007-2010
seperti dijelaskan sebelumnya setelah dinyatakan lulus pada awal 2008, saya mulai mengampu 3 kelas.
1E, 1F, dan 1T.

berhubung sekre ngasih taunya sangat ndadak (pagi sebelum berangkat kantor baru dikasih tau)
maka saya sama sekali tidak prepare buat masuk kelas pada kamis pagi itu...(prepare disini dalam artian saya belum membawa buku dan mengenakan kostum yang pantas)
setelah janjian sama pak Warren di gedung P, melangkahlah saya ke gedung C menuju ruangan yang dimaksud.

nah disinilah segala sesuatu dimulai, karena begitu saya masuk kelas semua mata melihat dengan penuh selidik ke arah saya (sekedar info, kostum saya saat ityu adalah baju polos warna biru dengan tas punggung buntut yang masih setia menemani sampai sekarang)
banyak dari mereka yang berfikir "eh ada mahasiswa nyasar ke kelas, pasti mau ada semacam kajian pagi yang secara rutin disampaikan oleh salah satu elkam".atau mungkin kampanye pemilihan ketua himpunan mahasiswa..... begitulah kira2 yang saya tangkap dari mata2 mereka yang masih menyimpan selidik.

namun setelah saya perkenalkan diri saya
kaget dan hebohlah mereka......
ibarat film kartun mereka masih sibuk ngucek2 mata setengah ga percaya... atau dalam film komedi/sitkom/dagelan  pasti mereka akan bilang "akh.... jangan pura2.... ente ga pantes deh"

saya pun agak setengah mati meyakinkan mereka....
beneran adek2 saya itu pengajarnya..... (begitulah kira2 bahasa tubuh saya saat itu)hal ini tentu menimbulkan dampak
antara pengen ketawa ma dongkol pada saat itu.

setelah mereka mau ga mau percaya! mulailah interaksi diantara kami terjalin (cie.. kayak apa aja)
dari sini saya kembali tau dan yakin mereka masih sama dengan temen2 saya seangkatan dulu (cerita tentang teman2 saya akan segera terbit, tunggu ya).
banyak dari mereka rela meninggalkan kampus yang selama ini diidam-idamkan banyak orang dan tidak semuanya mendapat kesempatan itu (baca UI, UGM, ITB, ITS, dll bahkan beberapa diterima scholarship di luar negeri). untuk selanjutnya beralih kesini. WOW


alhamdulillah
saya cukup dapat menyatu dengan mereka, maklum masih muda. (wkwkwkw, penyakit saya sejak TK kumat lagi)
hal yang membuat saya selalu semangat untuk menungnggu sesi2/pertemuan selanjtnya adalah
never ending spirit mereka yang terus mengebu-gebu dan berkobar....
semangat untuk tidak hanya sekedar tau tapi MENGUASAI..
sehingga seringkali saya harus menyampaikan materi2 tingkat yang harusnya baru akan mereka dapatkan pada semester 3/4
saat itulah saya bertekad...
akan saya buntuti mereka sampai akhirnya mereka lulus
jadi jangan salah kalau ternyata saya berturut-turut mengekor mereka dari satu semester ke semester berikutnya sampai sekarang.

terlepas dari itu semua
banyak kenangan yang nantinya akan saya sambung di bagian II dst dari kisah mereka
bahkan beberapa dari mereka memiliki kesan yang mendalam bagi saya. Akibatnya dalam beberapa hal mereka menjadi motivasi tersendiri bagi saya untuk dapat berbuat lebih baek lagi...

bersambung ke bagian II
saya terpaksa menutup sesi ini karena mata saya sudah sangat penat...
hari ke 12 ramadhan @ 1.00 am

Sabtu, 21 Agustus 2010

pengantar

kembali menulis lagi..

setelah sekian lama rasa bosan dan jenuh bersemayam didalam hati
akhirnya ingin memulai kembali apa yang (sebenarnya) sudah saya rintis beberapa bulan lalu
berbagi cerita, uneg-uneg, kisah hidup, dan banyak hal melalui tulisan.
Tulisan yang mungkin saja akan dibaca oleh berjuta-juta orang (baca: ngarep) dan bukan hanya tulisan yang tersimpan di ujung sudut lemari pakaian.

o.. ya, seperti sudah saya jelaskan di atas sebenarnya saya sudah punya blog lho
namun berhubung entah mengapa, karena saya lupa paswordnya (maklum setiap email, pendaftaran aplikasi, dsb saya selalu menggunakan kata sandi yang berbeda-beda. Secara sistem seh hal ini akan meningkatkan tingkat keamanan. Namun bagi saya yang orangnya pelupa dan ga rapi, tambahan pasword berarti ....... akan banyak hal yang tidak dapat lagi di akses, hahahahha)

balik lagi ke tulisan saya yang pertama pada blog yang satu ini...

seperti halnya problematika saya ketika menyusun blog terdahulu, bagian tersulit adalah memberikan nama
hal ini membuat saya berfikir..... pantas saja para orang tua telah menyiapkan, menimang-nimang banyak pilihan tentang nama anak mereka jauh sebelum anak itu lahir (entah pilihan tersebut didasarkan pada arti yang bagus, singkatan nama bapak-ibunya, diambil dari idola, nama daerah, dll) dan bahkan pada saat akhirnya pilihan tersebut didapuk harus disertai dengan pembagian bubur merah kepada para tetangga.

Tetapi untungnya, (walaupun disertai dengan pusing....) saya tidak perlu membuat bubur merah untuk memberikan nama bagi blog saya ini.. hehehehe
pilihan nama menuliskatacinta ini didasarkan pada apa yang terlintas pada saat ini. Terlepas nantinya beberapa orang akan mengaitkannya dengan status saya yang masih akan menikah alias jomblo, saya mah tidak akan ambil pusing. Biarkan saja mereka berpersepsi dengan kehendak dan pikiran masing-masing. Toh saya punya prinsip yang agak sedikit nyeleh dan mbalelo tapi cukup ampuh dalam menghadapi beberapa permasalahan hidup: "Isin iku gawe wong kang ndeleng lan rumongso" artinya kurang lebih (malu itu bagi orang yang melihat dan merasa) (^_^)V

setelah nama dari blog tersebut ditetapkan (haduh... bagian ini kok tiba2 ilang --> jadi nulis ulang ya???)

maka masuklah kita kepada bagian pertama dari tulisan saya
berhubung saya masih agak terpengaruh dengan bau-bau (ngoreksi) tugas akhir mahasiswa
posting saya yang pertama akan diberikan nama PENGANTAR
kenapa musti pengantar??? karena kalo kita mengacu ke tugas akhir yang terdiri dari beberapa bab itu
pengantar ibaratnya merupakan ucapan selamat datang dari sang empunya laman kepada para pengunjung yang sengaja datang atau tersasar ke laman tersebut.
bab-bab selanjutnya akan disusun setahap demi tahap sesuai dengan kehendak yang punya (baca: kesempatan dan waktu yang cukup)
bagian setelah pengantar ini akan terus berkembang dan ditambah terus menerus, sampai akhirnya berakhir dengan ketidak mampuan penulis menyampaikan ide, kisah, dan banyak hal karena harus kembali kepada asal mulanya dulu.

akhirnya....
saya ucapkan selamat membaca kepada para pengunjung yang hadir
tulisan2 lain InsyaAlloh akan segera menyusul...
kalaupun ternyata isinya tidak sesuai dengan yang Saudara harapkan 
maka silahkan pindah ke tetangga sebelah, bila ternyata masih kesasar juga harap hubungi si Embah (google)
semoga beliau bisa memberikan petunjuk dan melepaskan kita dari kesesatan

Jakarta, 12 Ramadhan